Harga Tiket: Rp 3.000, Jam Operasional: 08.00-15.30 WIB, Alamat: Jl. Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta; Map: Cek Lokasi |
Museum Sonobudoyo atau bisa juga disebut sebagai Musiyum Sanabudaya merupakan situs bersejarah yang menampilkan kebudayaan Jawa, termasuk tapi tidak terbatas pada arsitektur bangunan bergaya klasik. Di sini, Anda bisa menemukan aneka ragam budaya Jawa dan perkembangannya dari masa ke masa.
Kabarnya, koleksi artefak kebudayaan Jawa di museum ini menjadi salah satu yang terlengkap dan nyaris bersaing dengan Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Misalnya saja, ada keramik dari zaman Neolitikum, wayang kulit, aneka senjata tempo dulu seperti topeng dan keris, dan bahkan patung perunggu abad ke-8.
Museum Sonobudoyo terletak di Yogyakarta dan dikelompokkan menjadi dua unit, di mana unit pertama ada di Jalan Trikora No. 6, sedangkan unit kedua dibangun di Ndalem Condrokiranan, Wijilan. Jadi, tergantung apa dan bagaimana minat Anda terhadap spesifikasi kebudayaan Jawa, alamat lokasi tujuan ke museum ini bisa jadi berbeda.
Sejarah Museum Sonobudoyo
Museum ini didirikan berdasarkan hasil penelitian Java Institute, sebuah Yayasan yang berorientasi pada produk budaya di Pulau Jawa. Namun demikian, aktivitas lembaga ini relatif lebih luas karena menyasar pula kawasan lainnya seperti Lombok, Madura, serta Bali. Tak heran, museum ini memiliki koleksi yang sangat beragam dan lengkap.
Java Institut menyelenggarakan kongres di Surakarta pada tahun 1924 dengan tajuk agenda berupa perizinan mengumpulkan data kebudayaan dari kawasan Pulau Jawa, termasuk Madura, dan ditambah Lombok serta Bali.
Sebagai tindak lanjut dari inisiatif tersebut, maka dibentuklah komisi khusus bernama Nyverheid Commisie pada 12 Juli 1928 dan diresmikan oleh Gubernur Yogyakarta kala itu, J. E. Jasper di tahun yang sama tanggal 19 November.
Komisi yang telah terbentuk ditugaskan untuk mengumpulkan, mempelajari, dan mengusahakan kemajuan budaya lokal. Memasuki tahun 1934, bangunan museum didirikan dengan adanya Buta Ngrasa Esthining Lata, kemudian diresmikan sekaligus dibuka untuk khalayak umum satu tahun berikutnya.
Nama Museum Sonobudoyo sendiri terinspirasi dari dua kata, yakni sono bermakna tempat dan budoyo atau budaya. Dengan kata lain, museum ini secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat budaya.
Kemudian, dalam rangka mendukung dan melengkapi perjuangan Java Institus, maka dibangunlah Sekolah Kerajinan Seni Ukir di tahun 1939. Sayangnya, pasukan Belanda pernah menjatuhkan bom ke sejumlah bangunan berharga di Yogyakarta pada tahun 1954, dan museum ini termasuk dalam sasaran mereka.
Itulah mengapa memasuki tahun 1974, pengelolaan museum diambil alih oleh pemerintah pusat di bawah pengawasan dan tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya, tepat ketika Januari 2021, manajemen Museum Sonobudoyo digabungkan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DI Yogyakarta.
Secara umum, bentuk bangunan hingga kini mengadopsi arsitektur Jawa kuno. Hal itu tercermin lewat pemisahan halaman dalam dan halaman luar oleh tembok atau cepuri, di samping adanya bunga hiasan berupa kuncup bunga melati serta pintu gerbang utama yang bentuknya seperti semar tinandu.
Untuk masalah koleksinya, museum ini telah menampung setidaknya 43.000 artefak berharga dan diperkirakan akan terus mengalami penambahan jumlah setiap tahunnya. Belum lagi, koleksi tersebut mewakili berbagai macam disiplin ilmu, mulai dari historika, arkeologi, biologi, hingga seni rupa.
Koleksi Museum Sonobudoyo
✦ Historika
Koleksi museum dikelompokkan menjadi beberapa kategori, salah satunya bertema histori. Di sini, Anda akan dibawa menelusuri jejak benda bernilai sejarah, mulai dari masuknya pengaruh budaya barat di Indonesia hingga saat ini. Contohnya, meriam dan senapan laras panjang.
✦ Etnografi
Kategori untuk objek penelitian di bidang etnografi, koleksi benda yang merupakan produk budaya atau potret mengenai identitas suatu etnis, seperti kacip.
✦ Arkeologi
Menyimpan benda berharga demi kepentingan ilmu arkeologi. Biasanya, membahas mengenai jejak peninggalan manusia dari peradaban prasejarah hingga masuknya pengaruh budaya barat, seperti cermin atau darpana.
✦ Biologi
Dibuat untuk mengabadikan bentuk kontribusi Museum Sonobudoyo di sektor keilmuan biologi. Anda dapat menemukan rangka atau tengkorak manusia, hewan, serta tumbuhan saat berada di sini. Sebagai contoh, terdapat koleksi berupa burung yang diawetkan.
✦ Geologi
Dibuat untuk menyimpan koleksi benda di bidang geologi, seperti mineral, batuan, permata, granit, hingga fosil. Contoh benda nyatanya adalah batu barit.
✦ Teknologi
Kategori keilmuan yang menggambarkan perkembangan teknologi seperti alat-alat produksi, misalnya gramofon tersedia di Museum Sonobudoyo.
✦ Seni Rupa
Koleksi berupa benda yang memiliki nilai artistik, baik itu objek tiga dimensi maupun dua dimensi.
✦ Keramologika
Koleksi yang berisi benda-benda berbahan dasar tanah liat bakar seperti barang pecah belah. Misalnya saja, guci.
✦ Filologi
Koleksi ini diperuntukan bagi perkembangan keilmuan filologi, seperti riaskah kuno dan tulisan tangan mengenai suatu peristiwa tertentu.
✦ Heraldika dan Numismatik
Heraldika merujuk pada peninggalan yang menunjukkan tanda jasa tertentu, pangkat resmi, dan lambang. Misalnya, stempel atau cap. Sementara itu, numismatik lebih berfokus pada koleksi alat tukar yang sah semisal mata uang kertas atau logam.
Alamat dan Rute Menuju Lokasi Museum
Museum Sonobudoyo terbagi atas dua unit, di mana masing-masing beralamat di Jalan Trikora No.6 Yogyakarta dan di sebelah timur Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, persisnya Ndalem Condrokiranan, Wlijan.
Jika ingin melihat-lihat ruang pamer seperti ruang pamer temporer, ruang pamer tetap, gedung bekas koleksi, hingga ruang pagelaran wayang, maka sebaiknya kunjungi Unit I di Jalan Trikora. Sementara itu, Unit II di Ndalem Condrokiranan merupakan gedung penyimpanan dan perkantoran pegawai museum.
Namun, ada pertunjukan wayang kulit orisinal di Senobudoyo Unit II pada malam hari yang bisa dinikmati oleh khalayak umum. Biasanya, pagelaran seni ini dimulai pukul 20.00 sampai 22.00 WIB.
Selanjutnya, jika berencana mengunjungi Museum Sonobudoyo Anda dapat memanfaatkan transportasi umum. Saat bertolak dari Stasiun Tugu, cukup dengan menumpang Trans Jogja di sekitar Malioboro untuk kemudian berpindah ke Trans Jogja 2A, lantas berhenti di Halte Vredeburg.
Kemudian, teruskan perjalanan dengan berjalan kaki hingga Anda menemukan lokasi situs kebudayaan bersejarah itu. Agar tidak berakhir zonk, datanglah kisaran pukul 08.00-15.30 WIB setiap Selasa sampai Kamis, lalu Jumat pukul 08.00-14.00 WIB, serta Sabtu dan Minggu pukul 08.00-15.30 WIB.
Harga Tiket Masuk Wisata Sejarah
Museum Sonobudoyo bisa dibilang mematok harga yang sangat terjangkau bila dibandingkan dengan destinasi wisata lainnya. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 3.000 bagi orang dewasa dan Rp 2.000 untuk anak kecil.
Kabar baiknya, hanya dengan modal kecil tersebut Anda sudah bisa mempelajari banyak sekali perkembangan kebudayaan Jawa dari waktu ke waktu. Sebaiknya berkunjung bersama anak untuk melihat koleksi dan hal menarik yang disajikan museum ini.
Kegiatan yang Menarik Dilakukan
1. Melihat Jejak Prasejarah
Ada replika tengkorak dan batu kapur di salah satu ruangan Museum Sonobudoyo, di mana Anda dapat melihat benda-benda bertema prasejarah.
Mampir ke ruangan ini, pengunjung akan diajak bernostalgia atau mengira-ngira bagaimana kehidupan berabad yang lalu. Selain itu, Anda pun dapat mempelajari peta sebaran manusia prasejarah di Nusantara, sekaligus mengamati koleksi moko dan nekara.
Barangkali, di antara pengunjung ada yang ingin sekadar mengulang pelajaran sewaktu SMA, maka museum bersejarah ini sangat layak dikunjungi.
2. Mampir ke Ruang Pemujaan Dewi Sri
Dewi Sri dalam budaya Jawa dikenal sebagai dewi padi atau dewi kesuburan yang dipercaya oleh masyarakat tempo dulu mampu memberikan berkah di setiap musim panen. Saat berada di sini, pengunjung akan menemukan perlengkapan tidur seperti guling, dipan, kasur mini, dan bantal.
Ruang ini cukup menarik untuk sekadar mengetahui bagaimana kepercayaan penduduk Pulau Jawa di masa silam, atau mungkin bahkan sampai sekarang.
3. Melihat Koleksi Kain Batik
Ada yang disebut pula sebagai ruangan batik, tempat di mana pengunjung dapat melihat beragam kain bermotif batik. Kemudian, Anda juga punya kesempatan untuk belajar soal sejarah panjang batik di Indonesia. Bagi Anda yang merasa memiliki minat khusus pada batik, perlu kiranya mampir ke ruangan ini.
4. Melihat Pameran Wayang
Tak berhenti sampai di situ, Museum Sonobudoyo juga menampilkan kesenian khas Indonesia seperti wayang. Ada banyak koleksi wayang di sini, mulai dari wayang golek hingga wayang kulit. Selain melihat-lihat koleksinya, pengunjung bisa belajar sejarah masuknya wayang di Bumi Pertiwi.
5. Mampir ke Ruangan Berisi Artefak Keagamaan
Ingin tahu secara mendetail bagaimana proses perkembangan agama di Indonesia sejak dahulu hingga sekarang?
Jika benar demikian, maka mampir ke ruangan berisi artefak keagamaan mungkin cocok untuk Anda. Setelah diusut lebih jauh, ternyata kemunculan agama di negeri ini dimulai tepat setelah zaman prasejarah berakhir, lalu digantikan oleh era kejayaan Hindu dan Budha.
Selain itu, Anda juga akan dibuat tersadar betapa agama erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat dan bahkan nyaris mustahil untuk dipisahkan. Pasalnya, pengaruh agama sudah menyasar hingga ke sendi-sendi kehidupan yang lain, seperti sistem budaya, kesenian, dan bahkan tatanan sosial.
Beberapa benda yang bisa ditemukan di sini, yakni bonang. Itu merupakan sebuah alat musik perunggu yang dahulu dimanfaatkan jadi sarana penyebaran agama Islam.
Objek Wisata Terdekat dari Museum Sonobudoyo
1. Titik Nol Kilometer
Situs destinasi yang menjadi salah satu jejak peninggalan pemerintah Belanda, di mana saat ini sudah dialihfungsikan menjadi cagar budaya. Tempat ini juga dikenal sebagai Loji, lokasi terbaik untuk Anda yang ingin merasakan suasana Eropa di bilangan Yogyakarta. Ada banyak jajanan kaki lima di sekitar klawasan, di mana Anda berkesempatan mencicipi aneka makanan bercita rasa unik.
2. Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta sudah dibangun sejak tahun 1755 dan difungsikan sebagai istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Di sini, Anda akan disuguhi berbagai jenis museum, misalnya Museum Batik, Museum Kristal, hingga gedung berisi pameran foto dan lukisan. Tempat ini juga menyimpan raga, benda peninggalan berharga seperti alat memasak, surat keputusan presiden, dan sebagainya.
3. Taman Sari
Taman Sari membentang di atas lahan berukuran 10 hektare dan diisi oleh 57 bangunan hasil renovasi. Tempat ini dulunya berfungsi sebagai area istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I bersama Raden Rangga Prawirasentika selaku Bupati Mediun di tahun 1758 sampai 1765.
Museum Sonobudoyo berhasil merepresentasikan riwayat kebudayaan Jawa beserta sejumlah kawasan lainnya seperti Bali dan Lombok. Berkunjung ke sini, Anda akan menyadari betapa Indonesia ternyata sangat kaya akan tradisi. Tidak hanya menghibur diri, setiap pengunjung juga punya kesempatan mempelajari berbagai macam bidang keilmuan lewat benda bersejarah.